Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Badut yang dulu Menyenangkan Kini jadi Menyeramkan

11 Januari 2022 | 07:03 WIB Last Updated 2022-01-11T00:03:11Z
Badut yang dulu Menyenangkan Kini jadi Menyeramkan
Badut yang dulu Menyenangkan Kini jadi Menyeramkan (Foto GGWP.ID)

Jakarta, Detik Kuamamgmedia - Badut seharusnya bisa menyenangkan banyak orang, tapi ternyata tak semua orang setuju soal hal itu. Tak sedikit pula yang menganggap kalau badut itu menyeramkan. Saking menyeramkannya mereka bisa lari terbirit-birit ketika melihat badut muncul.

Anggapan badut yang menyeramkan ini semakin diperkuat dengan banyaknya film yang bermunculan dan menceritakan tentang badut. Dalam film horor tersebut digambarkan badut sebagai tokoh antagonis yang mengejar dan membunuh korbannya.

Dikutip dari Media CNN Indonesia, Wajah badut berubah dari yang dahulu menyenangkan menjadi sebuah horor mengerikan yang membuat trauma. Mengutip Quartz, sejak tahun 2008, sebuah studi di Inggris mengungkapkan bahwa hanya sedikit anak-anak yang menyukai badut.

Ini juga menyimpulkan alasan mengapa mendekorasi bangsal anak-anak dengan dekorasi badut akan menciptakan lingkungan yang tak menyenangkan.

Karakter badut sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Menurut sejarah, badut dan pelawak adalah alat untuk mengejek dan satir kepada orang-orang berpengaruh. Badut menjadi sarana yang aman untuk melepaskan pikiran dan juga lambang kebebasan berekspresi sesuai dengan ciri penghibur.

Kata badut muncul pertama kali di tahun 1500-an di Inggris. Kala itu Shakespeare menggunakan kata tersebut untuk mendeskripsikan karakter bodoh dalam beberapa dramanya. Sekarang ini sirkus-sirkus juga menggunakan badut, dengan wajah yang dicat, wig, dan baju kebesaran.

Kini, badut yang 'bodoh' berubah menjadi sosok antagonis yang jahat.


Penulis Benjamin Radford menerbitkan Bad Clowns. Dalam ceritanya dia mencari jejak evolusi historis badut menjadi sosok yang terduga, mahluk yang mengancam.

Peristiwa Di Amerika, persona badut yang menyeramkan mulai jadi nyata. Kenyataan menyeramkan ini muncul ketika pembunuh berantai dan pemerkosa John Wayne Gacy ditangkap. Tahun 1970-an Gacy muncul di pesta ulang tahun anak-anak sebagai Pogo the Clown. Dia juga secara rutin melukis gambar-gambar badut.

Pihak berwenang mengungkapkan bahwa ia sudah membunuh setidaknya 33 orang dan mengubur mereka di rumahnya di Chicago. Hubungan antara badut dengan perilaku psikopat tertanam di bawah sadar banyak orang.

Dalam penelitian yang dilakukan Frank McAndrew, Profesor psikologi dari Knox College melibatkan 1341 relawan dari usia 18-77 tahun, menyebutkan bahwa laki-laki lebih mungkin menjadi sosok yang menyeramkan dibanding perempuan. Karakteristik fisik yang tak biasa seperti mata melotot, senyum aneh, jari yang panjang tidak terlalu dianggap sebagai sesuatu yang dianggap menyeramkan.

Namun adanya ciri-ciri aneh itu dianggap sebagai hal yang memperkuat kecenderungan seseorang dianggap menyeramkan. Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa ketika datang ke sebuah pertanyaan tentang pekerjaan yang paling menyeramkan adalah badut.

Rami Nader, seorang psikolog Kanada mempelajari secara khusus tentang coulrophobia, ketakutan irasional terhadap badut. Nader percaya bahwa fobia badut ini disebabkan karena adanya kenyataan bahwa badut memakai make-up untuk menyamar dan menyembunyikan identitas dan perasaan mereka sebenarnya.

Ambiguitas yang melekat pada badut ini membuat sosoknya jadi menyeramkan bagi orang disekitarnya. Mungkin mereka terlihat bahagia karena senyum palsu yang tergambar lewat cat di wajahnya, tapi mungkinkah mereka benar-benar bahagia? Tak ada yang tahu.

Orang yang berinteraksi dengan badut pun tak ada yang tahu apakah mereka akan menjadi korban pembunuhan badut atau korban leluconnya. Karakteristik fisik yang sangat tak biasa dari badut (wig, hidung merah besar, pakaian aneh, make-up) memperbesar ketidakpastian tentang apa yang mungkin dilakukan badut pada umumnya.

Ini yang membuat banyak orang akhirnya merinding ketika melihat badut. Dan jangan salah, merinding adalah bagian dari cara seseorang menjaga kewaspadaan terhadap sesuatu yang bisa dianggap berbahaya. (CNN Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar